Mengenal Pondasi Cakar Ayam yang Mendunia

Yasmin Shafiyyah – Homify Yasmin Shafiyyah – Homify
CABAÑAS PRE-FABRICADAS , FILIPPIS/DIP - DISEÑO Y CONSTRUCCION FILIPPIS/DIP - DISEÑO Y CONSTRUCCION Dinding & Lantai Modern
Loading admin actions …

Saat akan membangun sebuah rumah, gedung, ataupun infrastruktur, salah satu bagian yang memiliki peranan penting dalam menentukan kekokohan suatu bangunan adalah pondasi, yang berfungsi memperkuat konstruksi bangunan yang akan dibangun di atasnya. Oleh karena itu, proses pembuatan pondasi tidak boleh dikerjakan sembarangan karena akan berpengaruh pada keamanan dan kenyamanan bangunan.

Ada beberapa jenis pondasi bangunan yang biasa digunakan, beberapa diantaranya yakni pondasi batu kali, pondasi menerus, dan pondasi cakar ayam. Namun, melihat tekstur tanah di Indonesia yang gembur, pondasi cakar ayam menjadi salah satu pondasi yang sangat populer. Terlebih digunakan pada wilayah dengan tekstur tanah yang lembek dan berair.

Apa yang membuat pondasi cakar ayam populer dan banyak digunakan? Bagaimana sejarahnya sehingga pondasi ini diciptakan? Apa kelebihan yang ditawarkan? Dan, apa kelemahannya yang perlu diketahui? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini.

Apa Itu Pondasi Cakar Ayam?

Pondasi cakar ayam adalah nama salah satu teknik yang digunakan dalam konstruksi pondasi bangunan. Disebut pondasi cakar ayam karena pada bagian bawah pondasi tersebut terdapat pipa-pipa beton yang dibentuk menyerupai cakar ayam. ‘Cakar ayam’ tersebut berfungsi untuk mencengkeram kuat lahan di bawahnya agar bangunan yang dibangun diatasnya memiliki konstruksi yang lebih kokoh dan stabil.

Awalnya, pondasi cakar ayam ini digunakan pada tanah dengan tekstur lembek atau lunak. Namun, kini pondasi cakar ayam dapat diaplikasikan di segala jenis macam tanah, dan dapat digunakan sebagai pondasi bangunan gedung bertingkat, jalan layang, jembatan besar, jalan raya, jalan kereta api, hingga landasan pacu pesawat terbang.

Sejarah Terciptanya Pondasi Cakar Ayam

Metode pondasi cakar ayam ditemukan pada tahun 1961 oleh salah satu tokoh insinyur sipil Indonesia, yakni Prof. Ir. Sedyatmo Dr HC yang berprofesi sebagai Direktur Konstruksi di Perusahaan Listrik Negara (PLN). Saat itu, PLN harus membangun tujuh menara listrik tegangan tinggi di daerah berawa di Ancol. Tujuh menara tersebut dibangun dengan tujuan mendistribusikan listrik dari Tanjung Priok ke Gelanggang Olahraga Senayan.

Pembangunan tersebut sempat terkendala karena struktur tanahnya yang berawa, lembek dan berair. Namun, Sedyatmo tetap berusaha untuk mencari solusinya. Hingga akhirnya tercetus ide membangun rancangan pondasi yang menyerupai akar, yang terdiri dari pipa-pipa beton yang nantinya akan ditanam di dalam tanah.

Lalu, di atasnya dipasang plat beton sehingga pipa-pipa saling terhubung dan mencengkeram tanah dengan kuat. Akhirnya, karena ide brilian Sedyatmo, menara-menara tersebut berhasil didirikan tepat waktu. Dan, pondasi cakar ayam masih digunakan hingga saat ini.

Karakteristik Pondasi Cakar Ayam

Pondasi cakar ayam berbentuk plat persegi dengan ukuran yang beragam, menyesuaikan dengan beban bangunan dan kondisi struktur tanah. Detailnya, pondasi ini terdiri dari pipa-pipa beton yang menyerupai cakar ayam dengan jarak sumbu 2 – 3 m. Pipa-pipa ini umumnya memiliki diameter 1,2 m, tebal 8 cm, dan ukuran panjang yang juga menyesuaikan. Sedangkan plat beton umumnya memiliki ketebalan 10 – 15 cm.

Pondasi cakar ayam ini terbilang populer dan banyak digunakan karena mampu menopang beban hingga 500 – 600 ton per kolom. Dengan begitu, tentu bangunan yang dibangun dapat berdiri dengan kokoh dan stabil.

Kelebihan Pondasi Cakar Ayam

Pondasi cakar ayam banyak digunakan dalam membangun suatu konstruksi bangunan maupun infrastruktur, karena pondasi cakar ayam menawarkan banyak kelebihan, yakni sebagai berikut.

1. Dapat dibangun di atas tanah yang lembek

Sesuai dengan sebab awal ditemukannya, pondasi cakar ayam mampu dibangun di atas tanah dengan tekstur yang lembek, bahkan berair. Berbeda dengan pondasi konvensional yang sulit untuk melakukan pembangunan di atas tanah lembek dan berair karena berisiko ambles, bergerak ataupun bergeser.

Pondasi ini juga memiliki daya dukung yang lebih tinggi dan tidak membutuhkan sela-sela untuk menampung pengembangan akibat perubahan cuaca.

2. Tidak memerlukan sistem drainase

Kelebihan lain dari pondasi ini adalah tidak membutuhkan sistem drainase dan sambungan kembang kusut. Sebab, seluruh pondasi cakar ayam berisi beton padat yang kuat sehingga tidak ada celah atau ruangan sebagai drainase. Dengan begitu, pengerjaan pondasi ini akan mengurangi biaya, material, dan waktu pengerjaan.

Kekurangan Pondasi Cakar Ayam

Dikenal sebagai pondasi bangunan yang kuat dan kokoh, apa kekurangan dari pondasi cakar ayam ini? Umumnya, pondasi ini diaplikasikan untuk membangun bangunan besar, bertingkat, atau proyek infrastruktur berskala besar. Oleh karena itu, biaya pembuatan pondasi ini terbilang lebih mahal dibandingkan pondasi konvensional.

Mengapa lebih mahal? Sebab, pembuatan pondasi cakar ayam membutuhkan peralatan dan bahan-bahan yang cukup banyak dan proses yang cukup rumit. Contohnya adalah proses betonisasi yang membutuhkan bahan-bahan yang jauh lebih banyak.

Proses Pembuatan Pondasi Cakar Ayam

Ada beberapa langkah dalam proses pembuatan pondasi cakar ayam, antara lain sebagai berikut.

1. Penggalian tanah

Sebelum melakukan penggalian tanah, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan ukuran panjang, lebar, dan kedalaman pondasi. Adapun hal teknis yang perlu diperhatikan yakni sebaiknya galian pondasi dibuat lebih lebar dari ukurannya agar para tukang dapat bekerja lebih leluasa. Selain itu, semua galian tanah harus diletakkan jauh dari lokasi pengerjaan pondasi agar tidak mengganggu.

2. Penulangan pondasi

Proses perakitan tulangan (pipa-pipa beton) pondasi dikerjakan di luar tempat pengecoran namun masih dalam satu lokasi proyek. Hal ini agar tulangan pondasi dapat segera dipasang setelah dirakit. Teknisnya, hasil rakitan tulangan dimasukkan ke dalam tanah galian lalu diletakkan tegak lurus dengan bantuan waterpass.

Selanjutnya, tulangan diberi jarak 40 mm dengan dasar tanah dengan batu kali yang diletakkan di setiap ujung sisi sebagai pengganjal. Setelah rakitan terpasang dengan stabil, langkah berikutnya adalah membuat plat beton alias pengecoran.

3. Bekisting

Proses selanjutnya adalah pengerjaan bekisting. Apa yang dimaksud dengan bekisting? Bekisting ialah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di-cor, baik itu di dalamnya atau di atasnya.

4. Pengecoran

Langkah terakhir adalah pengecoran. Adapun bahan-bahan pokok yang diperlukan yakni semen, pasir, kerikil atau split, dan air. Untuk mendapatkan hasil dengan mutu yang baik, tentu harus menggunakan bahan yang bermutu juga.

Butuh bantuan dengan projek Anda?
Hubungi kami!

Sorotan dari majalah